Sejarah Psikoterapi
Pada zaman dahulu kala, dipercaya bahwa perilaku abnormal
disebabkan oleh setan. Setan tersebut diusir dengan teknik tertentu seperti
doa, mantera, sihir, dan teknik lainnya. Jika terapi tersebut tidak berhasil,
diambil tindakan yang lebih ekstrim. Misalnya denagn merajam hingga mati.
Selama abad 15 sampai 16, gangguan mental itu dipandang sebagai
penyakit. Maka penderita gangguan mental dimasukkan ke dalam rumah sakit khusus
untuk penderita gangguan mental yang disebut asilum. Asilum seperti penjara
untuk para penghuninya, mereka dirantai di sel yang gelap dan kotor. Tetapi
pada saat Philipe Pinel (1745-1826) yang bertugas, terjadi perkembangan. Pinel
memperbolehkan melepas rantai yang mengikat para penderita. Eksperimennya
berhasil. Setelah dilepaskan dari ikatannya, ditempatkan di ruang yang bersih
dan terang, banyak orang yang selama bertahun-tahun dianggap tidak berharapan
sembuh ternyata mengalami kemajuan yang besar.
Akhir abad 18 dan awal abad 19, ahli kllinis
berusaha untuk merawat gangguan mental berdasarkan psikologi. Contohnya, Josef
Breuer (1842-1925), seorang dokter dari Viennese yang merawat pasien yang
histeria dengan menggunakan metode hipnotis.
Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi
secara etimologis mempunyai arti sederhana, yakni dari kata “psyche” yang
artinya jelas dan “theraphy” yang dalam bahasa Yunani berarti “merawat” atau “mengasuh”.
Sehingga dalam arti sempitnya psikoterapi itu “perawatan terhadap aspek
kejiwaan”.
Psikoterapi adalah sebuah intervensi yang diberikan oleh seorang
profesional dengan menggunakan prinsip-prinsip psikologi yang mencoba untuk
mengobati gangguan mental dan untuk meningkatkan kehidupan seseorang yang
bahagia atau terganggu. Dalam psikoterapi terdiri atas beberapa metode yang
digunakan untuk mengobati perilaku abnormal. Sebagian metode tersebut
difokuskan untuk membantu individu dalam mendapatkan suatu pemahamannya tentang
penyebab masalah.
Psikoterapi kurang begitu populer di Indonesia karena tidak
semua orang mengerti akan pentingnya psikoterapi. Hanya orang yang berasal dari
ekonomi menengah ke atas saja yang menggunakannya.
Psikoterapi dapat diberikan oleh dokter psikiatrik atau psikiater,
yabg memiliki gelar M.D (di Amerika). Istilah ahli psikoanalisis ditujukan
untuk individu yang telah mendapatkan latihan khusus di institut psikoanalitik
dengan mempelajari metode dan teori Freud. Ahli Psikologi yang bekerja sebagai
ahli psikoterapi biasanya mendapatkan gelar Ph.D. (doctor of Philosophy) atau
Psy.D. (doctor of Psychology). Pekerja sosial psikiatrik harus menyelesaikan
pendidikan 2 tahun untuk mendapatkan gelar master (M.S.W).
Sementara pengertian psikoterapi menurut para ahli adalah
sebagai berikut:
1. Menurut Wolberg (1954), psikoterapi adalah suatu bentuk dari
perawatan (treatment) terhadap masalah-masalah yang dasarnya emosi, dimana
seorang yang terlatih denganseksama membentuk hubungan professional dengan
pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah atau mencegahmuncunya gejala dan
menjadi perantara untuk menghilangkan pola-pola perilaku yang terhambat.
2. Menurut Whitaker dan Malone (1953), psikoterapi adalah upaya
untuk mempercepat pertumbuhan manusia sebagai pribadi.
Banyak contoh kasus yang menunjukkan adanya perbedaan tujuan dalam
psikoterapi dan karena itu juga ada kekhususan penggunaan metode, sistem, dan
teknik yang dipakai. Berikut ini akan diuraikan beberapa tujuan dalam
psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi yang
banyak peminatnya:
1. Tujuan psikoterapi menggunakan pendekatan psikodinamika menurut
Ivey, et al (1987) adalah membuat sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya
dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sidah lewat dan menyusun sintesis
yang baru dari konflik-konflik yang lama.
2. Tujuan psikoterapi menggunakan teknik Gesalt menurut Corey
(1991) adalah memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamannya, untuk
merangsang menerima tanggung jawab.
Menurut Masserman (dalam Maulany, 1997) telah melaporkan delapan
“parameter pengaruh” dasar yang mencakup unsure-unsur lazim pada semua jenis
psikoterapi. Dalam hal ini termasuk:
1. Peran sosial (martabat) psikoterapis
2. Hubungan (persekutuan terapautik)
3. Hak
4. Retrospeksi
5. Re-edukasi
6. Rehabilitasi
7. Resosialisasi
8. Rekapitulas
Sumber:
Mashudi.F. (2012). Psikologi Konseling. Jogjakarta: IRCiSoD
Mappiare, Andi. 1992. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT Raja Graffindo
Semiun. Yustinus. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta. Kanisius
http://klikpsikologi.com/pengertian-psikoterapi/
http://atpsikologi.blogspot.com/2010/02/psikoterapi.html