2014/04/13

Psikoterapi

Sejarah Psikoterapi
Pada zaman dahulu kala, dipercaya bahwa perilaku abnormal disebabkan oleh setan. Setan tersebut diusir dengan teknik tertentu seperti doa, mantera, sihir, dan teknik lainnya. Jika terapi tersebut tidak berhasil, diambil tindakan yang lebih ekstrim. Misalnya denagn merajam hingga mati.
Selama abad 15 sampai 16, gangguan mental itu dipandang sebagai penyakit. Maka penderita gangguan mental dimasukkan ke dalam rumah sakit khusus untuk penderita gangguan mental yang disebut asilum. Asilum seperti penjara untuk para penghuninya, mereka dirantai di sel yang gelap dan kotor. Tetapi pada saat Philipe Pinel (1745-1826) yang bertugas, terjadi perkembangan. Pinel memperbolehkan melepas rantai yang mengikat para penderita. Eksperimennya berhasil. Setelah dilepaskan dari ikatannya, ditempatkan di ruang yang bersih dan terang, banyak orang yang selama bertahun-tahun dianggap tidak berharapan sembuh ternyata mengalami kemajuan yang besar. 
Akhir abad 18 dan awal abad 19, ahli kllinis berusaha untuk merawat gangguan mental berdasarkan psikologi. Contohnya, Josef Breuer (1842-1925), seorang dokter dari Viennese yang merawat pasien yang histeria dengan menggunakan metode hipnotis.

Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi secara etimologis mempunyai arti sederhana, yakni dari kata “psyche” yang artinya jelas dan “theraphy” yang dalam bahasa Yunani berarti “merawat” atau “mengasuh”. Sehingga dalam arti sempitnya psikoterapi itu “perawatan terhadap aspek kejiwaan”.
Psikoterapi adalah sebuah intervensi yang diberikan oleh seorang profesional dengan menggunakan prinsip-prinsip psikologi yang mencoba untuk mengobati gangguan mental dan untuk meningkatkan kehidupan seseorang yang bahagia atau terganggu. Dalam psikoterapi terdiri atas beberapa metode yang digunakan untuk mengobati perilaku abnormal. Sebagian metode tersebut difokuskan untuk membantu individu dalam mendapatkan suatu pemahamannya tentang penyebab masalah.
Psikoterapi kurang begitu populer di Indonesia karena tidak semua orang mengerti akan pentingnya psikoterapi. Hanya orang yang berasal dari ekonomi menengah ke atas saja yang menggunakannya.
Psikoterapi dapat diberikan oleh dokter psikiatrik atau psikiater, yabg memiliki gelar M.D (di Amerika). Istilah ahli psikoanalisis ditujukan untuk individu yang telah mendapatkan latihan khusus di institut psikoanalitik dengan mempelajari metode dan teori Freud. Ahli Psikologi yang bekerja sebagai ahli psikoterapi biasanya mendapatkan gelar Ph.D. (doctor of Philosophy) atau Psy.D. (doctor of Psychology). Pekerja sosial psikiatrik harus menyelesaikan pendidikan 2 tahun untuk mendapatkan gelar master (M.S.W).
Sementara pengertian psikoterapi menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1.      Menurut Wolberg (1954), psikoterapi adalah suatu bentuk dari perawatan (treatment) terhadap masalah-masalah yang dasarnya emosi, dimana seorang yang terlatih denganseksama membentuk hubungan professional dengan pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah atau mencegahmuncunya gejala dan menjadi perantara untuk menghilangkan pola-pola perilaku yang terhambat.
2.      Menurut Whitaker dan Malone (1953), psikoterapi adalah upaya untuk mempercepat pertumbuhan manusia sebagai pribadi.
Banyak contoh kasus yang menunjukkan adanya perbedaan tujuan dalam psikoterapi dan karena itu juga ada kekhususan penggunaan metode, sistem, dan teknik yang dipakai. Berikut ini akan diuraikan beberapa tujuan dalam psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi yang banyak peminatnya:
1.      Tujuan psikoterapi menggunakan pendekatan psikodinamika menurut Ivey, et al (1987) adalah membuat sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sidah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
2.      Tujuan psikoterapi menggunakan teknik Gesalt menurut Corey (1991) adalah memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamannya, untuk merangsang menerima tanggung jawab.
Menurut Masserman (dalam Maulany, 1997) telah melaporkan delapan “parameter pengaruh” dasar yang mencakup unsure-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi. Dalam hal ini termasuk:
1.      Peran sosial (martabat) psikoterapis
2.      Hubungan (persekutuan terapautik)
3.      Hak
4.      Retrospeksi
5.      Re-edukasi
6.      Rehabilitasi
7.      Resosialisasi
8.      Rekapitulas

Sumber:
Mashudi.F. (2012). Psikologi Konseling. Jogjakarta: IRCiSoD
Mappiare, Andi. 1992. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT Raja Graffindo
Semiun. Yustinus. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta. Kanisius
http://klikpsikologi.com/pengertian-psikoterapi/
http://atpsikologi.blogspot.com/2010/02/psikoterapi.html